
Ledakan Pelabuhan di Iran Tewaskan 70 Orang, Penyebab Bahan Kimia
Selain menewaskan 70 orang, ledakan yan berasal dari sejumlah kontainer itu juga melukai lebih 1.000 orang.
TEHERAN, Improvement – Korban ledakan sejumlah kontainer di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, Iran pada Sabtu (26/4/2025), terus berjatuhan.
Hingga Senin malam (28/4/2025) setidaknya sudah 40 orang meninggal dunia. Sedangkan korban luka setidaknya lebih dari 1.000 orang.
Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, rumah sakit-rumah sakit di Teheran, terus dibanjiri para korban sejak ledakan terjadi. Para korban terus berdatangan hingga keesokan harinya.
Peristiwa ini membetot perhatian Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Orang nomor satu di Iran tersebut mengunjungi para korban yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ia berjanji akan merawat para keluarga dari korban ledakan yang menewaskan 40 orang serta 1.000 orang yang terluka.
“Kami datang untuk melihat langsung apakah ada sesuatu atau masalah yang dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah.” kata Masoud Pezeshkian.
“Kami akan berusaha untuk merawat keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai, dan kami pasti akan merawat orang-orang terkasih yang terluka,” lanjutnya.
Masoud Pezeshkian juga tak lupa berterima kasih pada mereka yang dengan sigap memberikan bantuan pertama pada korban. Tak lupa ia juga mengapresiasi kerja keras para pemadam kebakaran yang tak lelah melakukan tugasnya.
Masoud Pezeshkian, memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas peristiwa ini.
Menurut Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, kebakaran hebat yang terjadi setelah ledakan, berhasil dipadamkan pada Minggu (27/4/2025). Aktivitas di pelabuhan Shahid Rajaee sudah berjalan seperti biasanya.
Pusat Ledakan
Dari rekaman CCTV yang ditayangkan Al Jazeera, tampak pusat ledakan berada di sebuah kontainer. Kebakaran terjadi secara bertahap. Mulanya terlihat api kecil yang mengeluarkan asap oranye-cokelat di antara beberapa kontainer yang ditumpuk di luar, di seberang gudang.
Sebuah truk forklift kecil melaju melewati area tersebut dan orang-orang terlihat berjalan di dekatnya. Sekitar satu menit setelah api kecil dan asap terlihat, bola api pecah saat kendaraan lewat di dekatnya, dengan orang-orang berlarian untuk menyelamatkan diri.
Tak sampai satu menit, ledakan besar terjadi. Asap hitam pekat menghiasi langit Iran hari itu membuat petugas berusaha keras untuk memadamkan api.
Proses pemadaman api tidak hanya dilakukan di jalur darat, namun juga menggunakan pemadaman dari udara, mulai Sabtu malam hingga Minggu pagi.
Penyebab Ledakan
Penyebab ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee masih dalam penyelidikan. Namun dugaan kuat sementara ledakan tersebut berasal dari bahan kimia yang disimpan di dalam kontainer di pelabuhan. Namun jenis bahan kimia apa, masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
“Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam kontainer,” beber Hossein Zafari, juru bicara organisasi manajemen krisis Iran, dikutip Reuters (27/4).
Hossein menyebut jika Manajemen Krisis telah memberikan peringatan pada pengelola pelabuhan akan bahaya menyimpan bahan kimia dalam kontainer di pelabuhan. Namun peringatan itu tidak diindahkan.
“Sebelumnya, Direktur Jenderal Manajemen Krisis telah memberikan peringatan kepada pelabuhan ini selama kunjungan mereka dan telah menunjukkan kemungkinan adanya bahaya,” terang Hossein Zafari lagi.
Beredar dugaan jika bahan kimia yang menyebabkan ledakan di pelabuhan adalah bahan kimia untuk membuat propelan rudal. Untuk tudingan ini, Kementerian Pertahanan Iran dengan tegas membantahnya.
“Tidak ada kargo impor atau ekspor untuk bahan bakar militer atau keperluan militer di daerah itu,” tandas juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Reza Talaei-Nik, dilansir Al Jazeera (27/4/2025).
Kasus Tianjin dan Beirut
Soal bahan kimia yang jadi pemicu ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, Iran, juga menjadi pemicu ledakan di dua pelabuhan lainnya.
Pelabuhan Tianjin di China pernah meledak dan terbakar hebat pada 12 Agustus 2015. Lebih dari 100 orang meregang nyawa dan ratusan lainnya terluka. Ribuan unit mobil mewah baru juga turut hangus terbakar.
Sumber ledakan belakangan diketahui berasal dari bahan kimia nitrocellulose kering yang berada di sejumlah kontainer.
Lima tahun kemudian, tepatnya 4 Agustus 2020, giliran pelabuhan Beirut yang meledak dan terbakar. Menewaskan sedikitnya 220 orang dan melukai sekitar 6.500 orang lainnya.
Ledakan menghancurkan sebagian besar kawasan ibukota. Pihak berwenang mengatakan ledakan itu dipicu oleh kebakaran di gudang tempat persediaan pupuk amonium nitrat disimpan secara sembarangan selama bertahun-tahun. (Hasanuddin)