
Kecelakaan Mengerikan GT Ciawi 2, Ini 8 Hal yang Harus Dilakukan Segera
Mulai dari sikap asertif para penegak hukum hingga SMK PAU.
BOGOR, Improvement – Kecelakaan maut nan mengerikan yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, merupakan peristiwa yang terus berulang.
Rem blong dan mengantuk (micro sleep), merupakan dua pemicu yang mendominasi kecelakaan maut di jalan raya dan melibatkan kendaraan roda empat. Terutama truk.
Menanggapi hal ini, praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Beni Cahyadi, mengatakan bahwa dari sisi regulasi, Indonesia berkecukupan.
“Bahkan semua Lembaga yang mengurusi Angkutan dan pihak terkait kompak menelurkan aturan-aturan. Pertanyaanya adalah apakah satu dengan lainnya sinergi dan sinkron tidak?” kata Beni kepada Improvement, Minggu (16/2/2025).
Dalam hal jalan berkeselamatan, Beni menyebut bahwa kondisi jalan di Indonesia masih banyak yang belum memenuhi standar. Jalan bergelombang, berlubang, kurang penerangan, minim rambu-rambu lalu lintas, merupakan kondisi jalan yang lumrah ditemui di negara ini.
Ia juga menyoroti soal kompetensi pengguna jalan. Walaupun banyak yang sudah mengantongi SIM, toh soal kompetensi adalah hal berbeda.
Ketika duduk di belakang kemudi, katanya, sesungguhnya pengemudi hanya menguasai 20% saja dari kondisi keseluruhan yang bisa dikontrol dan dikendalikan.
Pengemudi bertanggung jawab atas kesiapan dirinya, kendaraan, muatan, dan rute jalan yang dilaluinya.
“Jika salah satunya tidak dipersiapkan dan dikuasai dengan baik, maka berkuranglah saldo 20% pengendalian keselamatan di jalannya. Makin turun, makin meningkatkan risiko kecelakaan,” katanya.
8 Langkah Keselamatan di Jalan
Lantas, apa yang harus kita lakukan agar kasus serupa tidak terus berulang?
Tiga hal di atas itu sebetulnya potret dari berlembar-lembar data, fakta dan kajian yang kita bisa temui sehari-hari.
Menurutnya, setidaknya ada delapan langkah yang setidaknya sangat mendesak untuk dilakukan. Yaitu:
Sikap Asertif dan Penegakan Hukum dan Aturan Keselamatan yang Kuat
Pihak-pihak yang diamanahi bertugas untuk menegakkan ini jangan ragu untuk bertindak. Makin tidak ditindak, makin banyak pelanggaran makin tinggi risko kecelakaan.
Bagi Pelanggar-pelanggar aturan ini adalah syurga, bagi yang taat aturan ini adalah ujian kesabaran. Jika habis kesabarannya, dia akan beralih ikut-ikutan melanggar aturan.
“Jika dibiarkan maka akan terus masif dan pada ujungnya akan sulit ditangani. Ingat, pelanggaran besar biasanya berawal dari pelanggaran-pelanggaran kecil. Pelanggaran masif diawali oleh pelanggaran-pelanggaran pribadi-pribadi, sendiri-sendiri,” kata Beni.
Pengendalian Penuh Aspek Keselamatan di Jalan Berbayar
Jalan Tol adalah jalan bebas hambatan yang dikelola dan dioperasikan secara komersil dan profesional. Logikanya, operator jalan tol dapat mengendalikan apa pun yang terkait dengan operasional jalannya.
Aturan-aturan keselamatan yang harusnya berlaku harus ditegakkan. Jangan ragu. Jalan-jalan yang bergelombang, beda ketinggian, berlubang, tergenang, rusak dst diperbaiki.
Kapastitas jalan diperbesar jauh sebelum waktunya biar tidak menimbulkan kemacetan di jalan tol.
“Tertibkan kendaraan-kendaraan yang sering parkir di bahu jalan tanpa alasan yang valid. Perbanyak rest area yang memadai. Kendaraan yang melebihi dimensi dan kapasitas muatannya ditolak masuk tol,” katanya.
Terapkan Uji Riksa yang Benar
Kendaraan-kendaraan yang relevan wajib lulus pemeriksaan dan pengujian berkala yang diwajibkan kepadanya. Termasuk pada kemasan-kemasan muatan dan atribut kendaraan.
Jangan ada toleransi di area ini. Sekali ada toleransi, titik awal kecelakaan bermula dari sini.
Lengkapi fasilitas-fasilitas pemeriksaan dan pengujian dengan pealatan yang memadai disertai personel-personel yang kompeten, cakap, jujur dan berintegritas. Melayani dan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab.
Perketat Pembuatan SIM
Dalam hal pembuatan SIM, lakukan ujian dan test yang ketat sesuai kelas dan jenis SIM yang diambil. Khusus untuk angkutan barang tertentu misalnya diharuskan mengikuti pelatihan yang relevan terlebih dahulu.
Mengemudi itu bukan pekerjaan mudah dan ringan. Jangan juga kita dengar, masih ada istilah ‘nembak SIM’.
Peningkatan Kompetensi Pengemudi
Lakukan edukasi dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pengguna jalan khususnya pengemudi. Sudah saatnya negara memberikan pelatihan gratis bagi mereka yang dianggap sebagai garda terdepan kegiatan logistik di negeri ini.
Masih banyak pengemudi yang tidak mengenyam pelatihan dan hanya mengandalkan otodidak dan pengalaman dia sebelum berada di belakang kemudi.
Perbaiki Iklim Hubungan Kerja
Perbaiki iklim hubungan kerja antara pemilik kendaraan, pemilik barang dengan pengemudi. Hubungan kerja ketiga pihak ini jika tidak jelas, kurang fair dan tidak mengindahkan kaidah keselamatan, maka akan menjadi juga titik awal kecelakaan.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak agar dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Adalah manusiawi jika manusia ingin untung terus. Tetapi konsepsi tentang untung ini jangan sampai mengabaikan aspek keselamatan.
“Mencari ongkos angkutan yang paling murah dengan mengabaikan pemenuhan aspek keselamatan. Mana yang akan lebih cuan, mengangkut 16 ton dengan 24 ton sekali jalan padahal izin angkutnya hanya 18 ton?” ujarnya.
Koordinasi dan Sinergi
Lakukan terus koordinasi, sinkronisasi dan sinergi seluruh pemangku kepentingan angkutan di jalan. Jangan jalan sendiri-sendiri. Sekali lagi lakukan sinergi.
Dengan bekerjasama dan bersinergi, maka tugas yang maha berat ini akan dapat dilaksanakan dengan baik. Libatkan partisipasi publik dalam menumbuhkan kesadaran berlalulintas yang berkeselamatan.
Boleh jadi masing-masing lembaga punya objektif masing-masing sesuai sektornya. Akan tetapi hal ini jangan sampai mengabaikan keselamatan yang menyebabkan nyawa melayang di jalan.
Sudah beberapa kali penindakan akan pelanggaran aturan diprotes sehingga penindakan menjadi kendor kembali. Jika ini terjadi maka nyawa manusia akan semakin tidak ada harganya.
“Kalah oleh harga muatan. Kalah oleh keserakahan akan cuan yang banyak. Efisiensi yang kebablasan adalah yang mengabaikan aspek keselamatan.”
Terapkan SMK PAU
Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan di jalan (SMK PAU) akan membantu para pelaku angkutan untuk menjalankan armadanya seselamat mungkin.
Dibandingkan dengan standar-standar yang ada, SMK PAU disusun sangat sederhana dan mudah untuk difahami dan diimplementasikan.
Akan tetapi kenapa masih banyak perusahaan angkutan umum yang masih enggan menerapkan ini? Salah satu cara yang manjur adalah SMK PAU harus menjadi syarat dalam proses perizinan armada.
“Ini hanyalah cara di awal agar SMK PAU dapat secara masif diimplementasikan. Untuk memulai budaya keselamatan, harus ada ‘Paksanisasi’,” pungkasnya. (Hasanuddin)