Oil & Gas

ELECTROSTATIC FIRE DI LAUT

Electrostatic (listrik statis) bisa terjadi pada setiap aktivitas sehari-hari, terutama jika ada aliran, baik aliran padat ke padat, padat ke cairan, padat ke gas, cairan ke cairan, dan gas ke gas.

JAKARTA, Improvement – Teluk  Meksiko kembali membara. Pada Sabtu (3/7/2021) lalu, sebuah rekaman video yang diambil kantor berita Reuters, beredar luas. Rekaman video itu langsung viral, sebab menampilkan kobaran api berbentuk lingkaran berukuran besar di laut Teluk Meksiko, persisnya tak jauh dari lokasi anjungan minyak lepas pantai milik PEMEX, perusahaan energi nasional Meksiko.

Pemandangan dari atas, kebakaran di tengah laut itu tampak menyeramkan. Dalam pemberitaannya Reuters menyebut sebagai “Mata Api” karena bentuknya yang menyerupai mata raksasa. Dalam video tampak kobaran api berwarna oranye terang muncul dari dalam lautan seperti lelehan lava yang meletup dari gunung bawah laut.

Sontak pemberitaan tersebut menjadi viral karena bentuknya yang ‘menyeramkan’. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai “Mata Setan,” “Portal Neraka,” dan ada pula yang mengaitkannya dengan film Lord of The Rings sebagai “Mata Auron.”

Kobaran api tak meluas dan tak menjalar ke anjungan lepas pantai (rig) dan berhasil dipadamkan lima jam kemudian setelah PEMEX menutup katup berdiameter 30 cm. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa kebakaran tersebut dipicu oleh bocornya pipa minyak mentah milik PEMEX untuk pengembangan minyak Ku Maloob Zaap. Ku Maloop Zaap yang menjadi proyek pengembangan minyak terpenting Pemex itu berlokasi di Teluk Meksiko bagian selatan.

Dalam laporan awal yang dirilis PEMEX, diduga kuat bahwa penyebab kebakaran adalah sambaran petir. Tulisan ini bukan untuk membantah temuan awal tersebut, tetapi peristiwa ini menjadi menarik untuk disikusikan. Jika benar peristiwa tersebut dipicu oleh sambaran petir (sumber panas) maka pada saat petir menyambar, di permukaan air laut sudah ada bahan bakar yang bisa saja diakibatkan oleh adanya kebocoran pipa yang ditanam di bawah laut. Sebab jika tidak ada bahan bakar maka proses kebakaran tidak akan terjadi sekalipun petir menyambar-nyambar permukaan air laut.

Pertanyaan lain, jika tidak ada bahan bakar di permukaan air laut, apakah sambaran petir mampu merusak pipa minyak mentah (bahan bakar) yang berada di bawah laut berkedalaman 30 meter? Dan masih banyak pertanyaan lain yang bisa diajukan seputar penyebab kebakaran.

Penulis mencoba membuat sebuah hipotesa dan tentu saja hipotesa ini tahap akhirnya adalah pembuktian.  Pembuktian haruslah ilmiah, yang disertai dengan bukti kuat sehingga bisa dipertanggungjawabkan pula secara ilmiah.

Dalam hal ini, penulis lebih cenderung menyatakan bahwa kebakaran tersebut akibat peristiwa electrostatic. Sebagaimana diketahui bahwa electrostatic (listrik statis) bisa terjadi pada setiap aktivitas terutama jika ada aliran, baik aliran padat ke padat (pipa dilalui tepung), padat ke cairan (pipa dialiri cairan di dalamnya apapun jenis cairannya), padat ke gas (pipa dialiri gas di dalam, apapun jenis gas-nya), cairan ke cairan (bertemunya dua jenis aliran dengan beda kepadatan, density dan viscositas), gas ke gas, dan bahkan aktivitas sehari-hari.

Sekarang mari perhatikan Gambar 1 di atas. Diluar garis api terdapat air laut yang lebih terang disekeliling api, dan air laut yang terang ini berlapis. Warna ini menunjukkan bahwa ada dua lapisan cairan yang berbeda di sana (solunation), air laut dan cairan lain. Lapisan ini menunjukkan adanya perbedaan density (kepadatan) dengan konsentrasi yang berbeda,  viscositas (kekentalan) dan isocline (perbedaan temperatur),  di mana makin keluar lingkaran makin melarut dan bersatu dengan air laut, sehingga mulai dari permukaan air laut sampai ke dasar laut seolah–olah ada dinding yang dibuat oleh cairan yang berbeda itu sendiri sehingga terbentuk seperti tabung transparan.

Sebagaimana disinggung di atas bahwa electrostatic bisa terbentuk karena adanya aliran yang berbeda. Aliran ini menimbulkan electrostatic pada permukaan dua cairan yang berbeda. Selama selama masih di dalam air, electrostatic tidak akan terjadi karena tidak ada oksigen. Tetapi akan menjadi pemicu pada saat mencapai permukaan laut di mana bahan bakar (gas dari kebocoran, oksigen dari udara luar, dan panas dari electrostatic terjadi) sehingga timbul api di atas permukaan air laut.

Sejauh gas ada di atas permukaan laut, maka pembakaran akan tetap berlangsung dan kemudian padam setelah katup utama ditutup (sumber bahan bakar dihilangkan). Prosesnya dapat digambarkan sebagaimana Gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2 : Pembakaran lampu minyak
(a)
(b)
Gambar 3 : Pusaran pertemuan dua cairan yang bebeda karakteristik

Bagaimana electrostatic dapat terbentuk sehingga menjadi pemicu terjadinya kebakaran? Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, aliran pada permukaan air laut akan menimbulkan Gaya Coriolis.  Gaya Coriolis adalah gaya pada rotasi bumi yang membelokkan arah arus air laut. Pembelokan arus ke kanan terjadi di kutub utara sedangkan pembelokan arus ke kiri terjadi di kutub selatan. Efek Coriolis menghasilkan aliran Gyre yang searah jarum jam pada kutub utara dan yang berlawanan dengan arah jarum jam pada kutub selatan.

Efek Coriolis dapat terjadi karena dua model pengamatan. Pertama, pengamatan secara diam oleh objek yang bergerak secara rotasi terhadap benda yang bergerak lurus. Kedua, pengamatan terhadap gaya fiktif dalam perputaran bumi. Kedua model pengamatan ini akan menampilkan kutub utara bergerak ke arah kanan sedangkan kutub selatan bergerak ke arah kiri. Perbedaan antara gerakan kutub dan gerakan equator menjadi penyebab perbedaan gerakan ini.

Penyeimbangan gaya gradien tekanan mendatar oleh efek coriolis akan menghasilkan arus geostropik pada permukaan laut. Pergerakan arus terjadi secara mendatar oleh gaya gradien tekanan dan rotasi bumi memunculkan efek coriolis yang mempengaruhi pergerakan arus. Arus geostropik tidak mengalami gesekan dengan angin dan udara. Pembelokan oleh efek Coriolis terjadi lebih besar pada arus laut yang bergerak lebih lambat, sedangkan pembelokan yang lebih kecil terjadi pada arus laut yang bergerak lebih cepat, yang menimbulkan beda potensial dan pada akhirnya menciptakan adanya electrostatic.

Katakan gas yang muncul akibat kebocoran ini yang dominan adalah gas methane. Untuk membuktikan apakah electrostatic ini mampu membakar gas methane tentu diperlukan pembuktian dan perhitungan secara matematis. Misalnya MIE (Minimum Ignition Energy) untuk gas methane 0.28 mJ, sehingga energi yang dibutuhkan methane harus lebih tinggi dari 0.28 mJ.

Tentu saja untuk melakukan perhitungan ini dibutuhkan data aktual dari lapangan seperti viscositas, density, temperatur bahan bakar dan air laut, kecepatan angin dan parameter lainnya yang dibutuhkan baik untuk air laut maupun raw material dari fluida yang bocor.*****

Dr Ir Adrianus Pangaribuan, MT, PFE, CFEI

Dr Ir Adrianus Pangaribuan, MT, PFE, CFEI, Fire & Explosion Senior Engineer, Fire & Explosion Investigator : 14553-9874, Professional Forensic Engineer : 1007-I

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button