
UNY-MPK2I Latih Warga Jadi Relawan Pemadam Kebakaran
Masyarakat dibekali aneka pencegahan kebakaran, mulai instalasi listrik, kipas angin, dispenser, kebocoran gas, hingga latihan pemadaman api.
YOGYAKARTA, Improvement – Kebakaran seakan telah menjadi menu harian bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari, ada saja peristiwa kebakaran yang terjadi.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, pada tahun 2021 saja, kebakaran terjadi 11.768 kebakaran atau 1,34 kebakaran setiap satu jam. Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran pada 2021 itu terdata di angka 424 orang dan luka bakar 456 orang.
Sementara kerugian ekonomi akibat kebakaran pada 2021 mencapai Rp29,38 triliun dan jumlah aset yang diselamatkan senilai Rp15 triliun.
Jumlah SDM pemadam pada 2021 terdata di angka 38.443 orang. Petugas berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 10.452 atau 27,33% dan non-PNS sebanyak 27.937 atau 72,67%.
Dari 38.443 orang tadi, jumlah SDM Damkar yang sudah tersertifikasi (jenjang dasar hingga ahli) terdata di angka 18.480 orang. Selebihnya atau 19.963 orang belum tersertifikasi.
Jumlah itu memang amat tak sebanding dengan luas area Indonesia yang mencapai 1,905 juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk 281,6 juta jiwa pada 2024.
Jika dibagi rata, maka rasio antara jumlah petugas pemadam kebakaran dengan penduduk adalah 1:7.325. Artinya, satu petugas pemadam kebakaran bertanggung jawab atas keselamatan 7.325 nyawa apabila terjadi kebakaran.
Relawan Kebakaran
Kondisi ini tentu amat memrihatinkan. Kebakaran, sejatinya, tak semata tanggung jawab petugas pemadam kebakaran semata. Melainkan tanggung jawab kita semua, masyarakat.
Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pemadaman Kebakaran (Damkar), sudah lama melakukan edukasi sekaligus pemberdayaan masyarakat. Salah satunya yaitu dengan membentuk para relawan pemadam kebakaran. Sebab masyarakat lah yang menjadi garda terdepan dalam upaya pemadaman awal kebakaran.
Langkah ini pula yang dilakukan Pusat K3L Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bersama Masyarakat Profesi Keselamatan Kebakaran Indonesia (MPK2I). Dalam hal ini diwakili MPK2I wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Keduanya mengadakan pembekalan kebakaran kepada warga Kampung Mas Bumijo Kulon, Yogyakarta pada Sabtu (31/5/2025). Mulai dari upaya pencegahan hingga pemadaman kebakaran.
“Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya kebakaran, khususnya masyarakat Kampung Mas Bumijo Kulon, Yogyakarta” kata Muhamad Dawaman, Sekjen MPK2I dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/6/2025).
Pada kesempatan ini, MPK2I menghadirkan Fadriyanto dan Bika masing-masing dari MPK2I Jateng dan Damkar kota Yogyakarta. Dalam acara pembekalan, keduanya menekankan pentingnya peran warga sebagai garda terdepan dalam penanganan awal kebakaran. Pasalnya, akses pemadam kebakaran acap berupa lorong-lorong sempit pemukiman.
Mereka mencontohkan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya pencegahan kebakaran. Seperti perawatan dan penataan instalasi listrik, kipas angin, dispenser, terminal, rol kabel, dan kebocoran gas.
Didominasi Ibu Rumah Tangga
Setelah memberikan pembekalan berupa pengetahuan mendasar pencegahan kebakaran di rumah, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pemadaman api. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Lurah Mas Bumijo, Ani.
Pelatihan diisi dengan simulasi pemadaman api menggunakan alat sederhana seperti selimut basah dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Juga diberikan pelatihan keterampilan dasar memadamkan api terkait kebocoran tabung gas dan kebakaran pada kompor. Lalu, pemadaman kebakaran menggunakan selang yang disambungkan dengan motor pompa pada gerobak pemadam kebakaran.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan community-based disaster response yang tangguh, mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material akibat kebakaran,” kata Dawaman.
Yang menarik, peserta kegiatan ini didominasi kaum ibu rumah tangga. Walaupun pembentukan relawan pemadam kebakaran di Indonesia bukan yang pertama, menariknya kegiatan ini melibatkan 70% ibu rumah tangga. Sesuatu yang baru bagi Indonesia, khususnya Yogyakarta,” pungkasnya. (Hasanuddin)