
JAKARTA, Improvement – Banyaknya warga sipil yang turut menjadi korban tewas dalam kegiatan pemusnahan amunisi di Garut, terungkap.
Kehadiran warga pada kegiatan pemusnahan amunisi, merupakan pemandangan yang biasa terjadi.
Hal ini diungkap Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi.
Para warga datang mendekat saat peledakan pertama telah dilaksanakan. Kehadiran warga untuk mengumpulkan logam dari sisa-sisa serpihan granat dan mortir yang dimusnahkan.
“Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi. Apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil,” kata Kristomei sebagaimana dilansir dari kompas.com, Selasa (13/5/2025).
Menurutnya, kegiatan masyarakat itu memang biasa dilakukan setiap kali ada pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Namun, pada pemusnahan kali ini ada bom yang belum hancur dan baru meledak setelah masyarakat mendekat. Para korban pun akhirnya terkena ledakan susulan tersebut.
“Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan,” ucap Kristomei.
Meski demikian, Kristomei menegaskan bahwa penyebab ledakan dan tewasnya warga sipil tersebut baru dugaan awal. Sebab, TNI masih akan melakukan investigasi untuk memastikan penyebabnya.
“Tapi, itu baru dugaan awal,” tegas Kristomei.
Pengakuan Warga
Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WIB dan menggetarkan kawasan sejauh beberapa kilometer. Suara dentuman terdengar keras dan menggema, hingga membuat warga sekitar berhamburan ke luar rumah untuk mencari tahu sumber suara.
Sejumlah saksi menyebutkan, tanah sempat bergetar ketika ledakan terjadi. Beberapa warga bergerak ke lokasi setelah mengira proses pemusnahan telah selesai.
Mereka datang dengan maksud untuk mengumpulkan serpihan logam sisa ledakan yang biasa dijual sebagai besi tua.
“Warga menduga semua amunisi sudah diledakkan, jadi mereka mulai mencari-cari potongan logam,” ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dia mengaku sempat mendekat namun urung turun ke lokasi karena melihat masih ada asap tipis mengepul dari tumpukan tanah.
Namun nahas, beberapa saat setelah warga berkumpul di sekitar lokasi, ledakan kedua terjadi. Ledakan ini jauh lebih fatal karena terjadi ketika sejumlah warga berada dalam radius bahaya.
Korban tewas pun berjatuhan seketika, dan beberapa lainnya mengalami luka berat akibat hempasan gelombang ledakan dan serpihan material. (Hasanuddin)