Sustainability

SDM Kurang, Fadli Zon Usul Pendirian Sekolah Kejuruan Pemugaran Cagar Budaya

Indonesia masih kekurangan tenaga konservasi dan pemugaran cagar budaya. Padahal, Indonesia memiliki banyak cagar budaya baik berupa artefak, struktur, situs dan bangunan, serta kawasan.

JAKARTA, Imporovement – Indonesia merupakan negara yang memiliki perjalanan sejarah yang merentang amat panjang. Mulai dari masa Prasejarah puluhan ribu tahun lalu, Klasik (masa Hindu-Buddha), Kolonial, Islam, hingga modern.

Pada setiap masa itu, para nenek moyang meninggalkan jejak budaya yang amat beragam. Lukisan-lukisan gua prasejarah di Sulawesi dan Kalimantan yang berusia lebih 40.000 tahun lalu, merupakan jejak peradaban yang hingga kini masih bisa disaksikan.

Lalu, ada situs megalitikum Gunung Padang, candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan, masjid-masjid kuno, bangunan-bangunan tua, dan masih banyak lagi. Belum lagi jejak peradaban berupa artefak yang jumlahnya sangat banyak.

Aneka cagar budaya itu tentu harus dirawat, diperbaiki, dan dilestarikan agar tak musnah dimakan zaman.

Persoalannya, siapa yang akan melakukannya? Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi di bidang konservator dan pemugaran di Indonesia, jumlahnya amat terbatas.

Sekolah Kejuruan Pemugaran Cagar Budaya

Guna mengatasi persoalan tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengusulkan pendirian sekolah kejuruan yang fokus pada pemugaran cagar budaya.

Usulan ini disampaikan dalam rangka menyiapkan generasi muda dengan keahlian di bidang konservasi, rekonstruksi, dan revitalisasi situs bersejarah di Indonesia.

Gagasan tersebut disampaikan Fadli Zon saat menghadiri peresmian pemugaran Candi Plaosan di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (23/10/2025) lalu.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon

Ia menekankan bahwa Indonesia masih kekurangan tenaga pemugar atau konservator yang berkompeten, sementara kebutuhan di lapangan semakin meningkat.

“Kita kekurangan juru pugar. Kalau bisa ada sekolah kejuruan, seperti SMK dengan jurusan khusus pemugaran, itu akan sangat bagus,” ujar Fadli Zon, dikutip dari Antara.

Ia  menjelaskan bahwa keberadaan sekolah kejuruan tersebut sangat penting untuk mencetak tenaga ahli muda di bidang konservasi.

Para lulusan diharapkan dapat berperan dalam pelestarian berbagai situs bersejarah, termasuk candi-candi Hindu-Buddha dan peninggalan budaya lainnya.

“Tenaga pemugar kita sekarang ini tidak terlalu banyak. Jadi kalau ke depan kita ingin terus melakukan pemugaran candi-candi, kita butuh tenaga yang memang ahli dan tersertifikasi,” katanya.

Kolaborasi Lintas Lembaga

Fadli Zon juga membuka peluang kerja sama lintas lembaga, termasuk dengan BUMN PT Taman Wisata Candi (TWC) dan pemerintah daerah, untuk mewujudkan sekolah kejuruan tersebut. Ia menilai bahwa wilayah Prambanan dapat menjadi lokasi yang tepat untuk mengembangkan pendidikan keahlian pemugaran.

“Di sini banyak situs yang bisa menjadi laboratorium lapangan bagi anak-anak muda. Harapannya, dari generasi muda inilah lahir konservator yang siap menjaga warisan budaya bangsa,” kata politisi Gerindra ini.

Menteri Kebudayaan tersebut berharap agar kerja sama antara pemerintah daerah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta lembaga seperti PT TWC dapat segera mewujudkan gagasan ini.

Keberadaan sekolah kejuruan pemugaran diharapkan dapat memperkuat upaya pelestarian warisan budaya nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi generasi muda di sektor kebudayaan. (Antara/Hasanuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button