
JAKARTA, Improvement – PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) meraih Platinum dalam ajang WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA) 2025.
Penghargaan itu diserahkan oleh Sekjen WSO Indonesia Rika Idroes dan diterima langsung oleh Presiden Direktur PT PDSI Avep Disasmita. Penyerahan penghargaan dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Sebelumnya, dalam sambutannya, Chairman WSO Indonesia Soehatman Ramli mengatakan bahwa ajang WISCA bukan perlombaan.
“Tetapi merupakan bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan aspek K3 dengan baik dan telah menjadikan K3 sebagai budaya di perusahaan,” kata Soehatman Ramli.
Lewat WISCA, WSO Indonesia terus mendorong kalangan industri di Indonesia untuk terus meningkatkan kematangan budaya K3 di perusahaannya masing-masing.
Terdiri lima tingkatan. Yaitu Patologis (1), Reaktif (2), Kalkulatif (3), Proaktif (4), dan Generatif (5). “Semakin tinggi tingkatan kematangan budaya yang dicapai, semakin bagus tingkat penerapan K3 di perusahaan. Kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja juga menjadi sangat rendah,” kata Soehatman.
Sejak dihelat pertama kali, tercatat 114 perusahaan di Indonesia yang telah menjalankan budaya keselamatan. Sebanyak 40 perusahaan mencapai level 3 (Silver), 60 perusahaan level 4 (Gold), dan 14 perusahaan level 5 (Platinum).
Pada gelaran WISCA 2025, WSO Indonesia memberikan apresiasi kepada 29 perusahaan. Yaitu sembilan perusahaan kategori Platinum (tingkat budaya Generatif), 19 perusahaan kategori Gold (Proaktif), dan satu perusahaan kategori Silver (Kalkulatif).
Menurut Soehatman, ada peningkatan cukup signifikan dalam kategori Platinum. “Tahun ini ada 9 perusahaan yang meraih penghargaan Platinum. Tahun sebelumnya hanya 7. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terus meningkatkan kematangan budaya K3 di perusahaan masing-masing,” katanya.
Salam Lima Jari
Salah satu perusahaan peraih Platinum adalah PT PDSI. “Raihan ini merupakan buah dari proses perjalanan panjang yang selama ini dilakukan di PDSI. Kita mulai dengan program Salam Lima Jari di tahun 2015. Saat itu kami masih berada di budaya Reaktif,” kata Avep Disasmita saat ditemui Improvement usai acara.
Sejak itu, katanya, PDSI terus berbenah. Pada 2016, PDSI mulai mencapai Kalkulatif. Lewat berbagai inovasi dan Salam Lima Jari, sejak 2017 hingga 2024, kematangan budaya K3 PT PDSI mencapai level Proaktif. Kini di tahun 2025, mencapai Generatif.
Dikatakan, Salam Lima Jari merupakan sebuah program yang sudah dijalankan sejak 2015. “Terdiri lima pilar utama. Yaitu leadership, safety behavior, asset integrity, good drilling, dan security excelent,” katanya.
Dikatakan, dalam hal safety, PDSI tidak pernah berhenti berinovasi. Teranyar, PDSI menerapkan CCTV berbasis kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI). “Lewat CCTV berbasis AI ini, kami bisa mendeteksi pekerja yang unsafe semisal tidak menggunakan APD dengan baik dan benar,” sambung Avep.
Sebagai perusahaan berbasis pengeboran migas, Avep menyadari betul bahwa risiko bahaya saat bekerja merupakan hal yang mesti dieliminir. Karena itu pihaknya sejak 2015 benar-benar mengutamakan aspek safety di segala lini operasi perusahaan.
Berkat kegigihan itu pula, PDSI telah mencapai lebih dari 95 juta kerja aman sejak 2015. (Hasanuddin)