
SERPONG, Improvement – Praktik penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L/HSE) di lapangan, tak semudah membalikkan telapak tangan.
Ada begitu banyak faktor yang memengaruhinya. Mulai dari kebijakan, komitmen, penerapan, pelaporan, pengawasan, dan masih banyak lagi.
Itu saja belum lah cukup. Penerapan aspek HSE di lapangan juga antara lain dipengaruhi oleh kompetensi SDM. Kehandalan petugas HSE di lapangan, menjadi salah satu kunci.
Dalam rangka memeringati Bulan K3 Nasional 2025, proyek CitraGarden Serpong menggelar kegiatan pelatihan bagi petugas HSE.
Mengusung tema ‘Peningkatan Kehandalan Petugas HSE dalam Penerapan Proyek Konstruksi,’ kegiatan dilaksanakan di Proyek CitraGarden Serpong, Selasa (4/2/2025).
“Peningkatan kehandalan petugas (kompetensi SDM) HSE, menjadi salah satu fokus perhatian kami di proyek CitraGarden Serpong,” kata Dida Hanifa, HSE Section Head Proyek CitraGarden Serpong.
Sebagai orang yang memikul tanggung jawab HSE di proyek, Dida sadar bahwa penerapan aspek HSE tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak menggandeng para mitra (kontraktor).
Komunikasi K3 Efektif
Dikatakan, pelatihan yang berlangsung selama 7 jam itu diikuti oleh 25 petugas HSE kontraktor dan dua petugas HSE Ciputra proyek CitraGarden Serpong. Juga dihadiri oleh HSE Department Head PT Ciputra Residence, Fedry.
Dalam pelatihan tersebut pihaknya mengundang Ir Christofel P Simanjuntak, MSi, praktisi K3 Konstruksi Bangunan Tinggi.
Melalui materinya bertajuk ‘Pembekalan Peningkatan Kehandalan Petugas HSE dalam Penerapan Proyek Konstruksi.’ Christofel menjelaskan 16 potensi bahaya dalam proyek konstruksi.
Mulai dari bekerja di ketinggian, bahaya api, perancah (scaffolding), alat angkat/angkut, peralatan berat, peralatan kelistrikan, forklift, dan sebagainya.
Salah satu Tokoh K3 Indonesia ini menjelaskan tiga aspek yang harus diketahui seorang petugas HSE di proyek konstruksi. Yaitu tantangan dalam pelaksanaan tugas, komunikasi K3, dan menjadi handal dalam melaksanakan tugas.
“Inspeksi bukanlah tugas, melainkan tanggung jawab. Ketelitian dalam inspeksi adalah kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat,” kata Christofel.
Terkait komunikasi, ia menekankan bahwa komunikasi K3 yang dibangun haruslah efektif. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. “Itulah kunci untuk menciptakan budaya keselamatan yang kuat,” katanya.
Kiat Menjadi Petugas HSE Handal
Lalu, apa kiat menjadi petugas HSE yang handal?
Pertama dan utama, katanya, adalah harus memahami peraturan dan standar K3. Lalu melakukan identifikasi bahaya dan risiko, membuat program K3 yang efektif, pelatihan dan pengembangan. Selanjutnya, melakukan pengawasan dan evaluasi.
Sebagai bekal tambahan adalah melakukan komunikasi K3 yang efektif, membangun kerjasama tim yang solid, penggunaan teknologi. Juga pengembangan keterampilan dan terus mengikuti dan beradaptasi terhadap berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi.
“Petugas K3 yang handal adalah aset berharga bagi perusahaan. Mereka adalah mata dan telinga perusahaan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan, sehingga kita semua dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja,” pungkasnya.
Atas pembekalan yang diberikan Christofel, Dida Hanifa berharap agar para petugas HSE kontraktor melakukan perbaikan dan perubahan secara berkelanjutan.
Pada kesempatan itu, Fedry selaku HSE Dept Head Ciputra Residence mengucapkan terimakasih kepada Dida Hanifa yang telah membuat acara untuk para HSE kontraktor. “Ini adalah materi yang sangat baik dan harus diterapkan dalam setiap aktifitas bekerja,” kata Fedry. (*/Hasanuddin)