EventIndividualProfileQHSSE

Prof Fatma Bicara Inovasi K3 Indonesia di Ajang WIPO di Swiss

Teknologi digital dan kecerdasan buatan sudah dibenamkan di Indonesia dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit di tempat kerja.

JENEWA, Improvement – Konferensi internasional Organisasi Hak Kekayaaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) kembali digelar.

Berbeda dari gelaran sebelum-sebelumnya, kali ini WIPO mengangkat persoalan terkait Tantangan Kesehatan Publik Dunia (Global Public Health Challenges). Utamanya terkait transfer teknologi dan kolaborasi.

Pada pertemuan ilmiah tingkat dunia yang diselenggarakan Senin (5/5/2025) itu, Prof Dra Fatma Lestari, M,Si, PhD dari Universitas Indonesia (UI) diundang sebagai salah satu pemateri.

Ada 3 sub-tema yang diangkat dalam konferensi internasional WIPO 2025. Salah satunya adalah Innovation for Health Safety at Work. Dan, Prof Fatma diundang terbang ke kota Jenewa, Swiss, sebagai salah satu pemateri dengan sub-tema ini.

Di sub-tema Inovasi K3 ini, ada empat pemateri yang tampil. Selain Prof Fatma, tampil juga Kurt Van Ruyskensvelde (Belgia), Joanna Eva Dodoo (Ghana), dan Andrés Acuña (Kosta Rika).

Lewat materinya setebal 33 halaman, Prof Fatma menyampaikan data-data terkait kondisi umum tenaga kerja di Indonesia. Saat ini, katanya, dari total jumlah penduduk Indonesia 284,4 juta, total jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 208,54 juta (69%).

Mayoritas bekerja di bidang industri  jasa (45%), pertanian (27%), manufaktur (13%), konstruksi (6%), pendidikan dan kesehatan (6%), dan pertambangan (2%).

Prof Fatma juga menjelaskan bahwa angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di Indonesia, terbilang masih tinggi. Mengutip data BPJS Ketenagakerjaan, Prof Fatma menjelaskan bahwa kasus kecelakaan kerja di Indonesia didominasi oleh sektor industri risiko tinggi.

Prof Fatma menjelaskan bahwa berbagai upaya mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menggunakan teknologi, sudah dilakukan di Indonesia. Antara lain aplikasi Edurisk, sebuah aplikasi digital untuk pelatihan, inspeksi, dan tanggap darurat.

Lalu ada HSI (Hospital Safety Index), UI Panic Botton, SAVEME (kesehatan mental). dan masih banyak lagi.

Kecerdasan Buatan

Terkait penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Prof Fatma mencontohkan terkait analisis risiko kebakaran di wilayah Jakarta Pusat dan Provinsi DI Yogyakarta.

“Dengan menggunakan AI & Predictive Analysis bisa dipetakan risiko tingkat kebakaran. Untuk wilayah Provisi DI Yogyakarta bahkan sudah bisa dipetakan risiko kebakaran mulai sangat ringan hingga sangat berat,” kata Prof Fatma.

Selain AI & Predictive Analysis (Fire Risk Analysis), Prof Fatma juga menjelaskan tentang OSH AIDA (OSH Artificial Intelligence & Digital Assistant).

Dimoderatori H.E. Miss Julia Imene-Canduru dari Namibia, konferensi internasional WIPO tersebut sub-tema K3, cukup aktif. Sejumlah pertanyaan mengalir kepada Prof Fatma.

Salah satu perserta, misalnya menanyakan terkait peran AI dan transformasi Internet of Thing (IoT) dalam K3 di Indonesia yang memiliki beragam sektor industri.

“Inovasi AI dan transformasi IoT di Indonesia dapat meningkatkan deteksi potensi bahaya, pengawasan secara real-time, dan memrediksi analisis di tempat kerja. Kedua piranti canggih ini memungkinkan lebih banyak lagi dilakukannya tindakan proaktif dan manajemen keselamatan (predictive safety management). Misalnya membantu secara aktif identifikasi risiko, SOP keselamatan secara otomatis, dan membantu para pengambil keputusan,” katanya.

Tentang WIPO

Organisasi Hak Kekayaaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) adalah organisasi di bawah PBB. Merupakan satu dari 15 Badan Khusus PBB yang dibentuk pada 14 Juli 1967 sesuai Konvensi PBB 1967.

Saat ini, anggota WIPO berasal dari 193 negara di dunia, termasuk Indonesia. Dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan pejabat sekarang adalah Daren Tang asal Singapura (mulai menjabat 1 Oktober 2020).

Acara konferensi internasional WIPO itu sendiri dibuka dan ditutup oleh Hasan Kleib, Deputy Director General, Regional and National Development Sector WIPO.

Ia merupakan seorang diplomat Indonesia dan Perwakilan Tetap RI  untuk PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia. Juga Organisasi Internasional lainnya di Jenewa dari 13 Maret 2017. (Hasanuddin)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button