
BOGOR, Improvement – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan area berbahaya. Tak saja menimbulkan aroma tak sedap, TPA sampah juga menyimpan bahan peledak alami.
Bahan peledak alaminya ittu berupa gas metan. Gas yang bersifat mudah terbakar dan meledak ini berasal dari tumpuhan sampah makanan yang membusuk.
Kasus ledakan gunungan sampah ini pernah terjadi di TPA Leuwigajah, Cimahi, Bandung. Pada 21 Februari 2005 silam, tiba-tiba terjadi ledakan besar. Ledakan itu mengakibatkan gunungan sampah setinggi 60 meter dan panjang 200 meter, runtuh dan longsor.
Gunung sampah yang runtuh itu mengalirkan  belasan juta ton sampah ke arah pemukiman penduduk. Menenggelamkan ratusan rumah di sana, dan mengubur hidup-hidup ratusan warga. Akibatnya, 143 orang tewas di lokasi kejadian. Tanggal 21 Februari kemudian diperingati sebagai Hari Sampah Nasional.
Operator Alat Berat Tewas
Sampah yang menggunung di TPA memang amat berpotensi untuk longsor dan amblas. Hal ini dialami Agus Haris Mulyana (49), warga Kampung Rangga Mekar, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Ia meregang nyawa setelah alat berat yang dikendarainya, terperosok dan tenggelam dalam gunungan sampah, Minggu (10/8/2025) pagi. Kecelakaan fatal itu terjadi di TPA sampah Galuga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kapolsek Cibungbulang, Kompol Muhammad Heri mengungkapkan, kejadian itu bermula saat korban  sedang menata tumpukan sampah.
Tiba-tiba, tumpukan sampah amblas sehingga alat berat yang dikemudikannya masuk ke dalam tumpukan sampah lalu tertimbun.
“Beko itu kesedot, ketarik sama pergeseran sampah tersebut dan akhirnya terguling masuk ke dalam tumpukan sampah,” ujarnya kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Pada saat kejadian, rekan kerja korban sesama operator melihat insiden tersebut kemudian memanggil orang lain yang ada di sekitar lokasi.
Akan tetapi pada saat dievakuasi korban ditemukan dalam keadaan tak benyawa dengan sejumlah luka pada sejumlah bagian tubuhnya.
“Lukanya di bagian kepala sama di sini (dada) seperti kegencet besi ya, karena pintunya semua besi itu Beko, dievakuasi sudah keadaan meninggal,” katanya.
Kompol Muhammad Heri mengatakan, salah satu penyebab terjadinya longsoran sampah diduga akibat faktor alam.
Pasalnya, belakangan ini curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi sehingga membuat permukaan tumpukan sampah diduga menjadi tidak stabil.
Korban merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.
Saat kejadian, korban tak sendirian. Kala itu, ia ditemani dua rekannya. Namun kedua rekannya itu selamat. (Hasanuddin)