NewsQHSSE

Operator Alat Berat Tewas Diterkam Harimau

Saat hendak ke toilet, ia diterkam harimau. Tubuhnya diseret sejauh 100 meter ke arah hutan.

RIAU, Improvement – Persinggungan antara satwa liar dan manusia di Sumatera, kembali terjadi. Hadito (23) ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Operator alat berat ini meregang nyawa dengan sejumlah luka menganga di leher, dada, dan punggung. Korban adalah pekerja di PT Citra Holindo.

Peristiwa ini terjadi di kawasan tanaman Akasia Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Riau, Rabu (25/6/2025) malam.

Menurut Firmansyah, saksi mata, malam ini Hadito, pemuda asal Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, saat itu baru saja makan malam. Lantaran sudah malam, korban beranjak tidur.

Tak lama kemudian, ia terbangun karena ingin buang air besar. Korban keluar dari barak dan menuju toilet. Ia menerobos kegelapan malam.

Tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong. Firmansyah berbegas keluar. Lewat pencahayaan senter, malam itu ia melihat tubuh korban tengah diseret seekor harimau ke arah hutan.

Ia memberitahukan rekan-rekannya. Lantaran takut, mereka melapor ke pihak perusahaan dan aparat kepolisian setempat. Mereka kemudian melakukan pencarian.

Diseret 100 Meter

Setelah menyisir area sekitar, jasad Hadito ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi awal, dalam kondisi penuh luka pada bagian leher, dada, dan punggung. Pihak perusahaan bersama petugas dari Polsek Teluk Meranti, BBKSDA Riau, serta tim keamanan segera mengamankan lokasi kejadian.

“Jenazah korban sudah dievakuasi ke Puskesmas Teluk Meranti dan kemudian diberangkatkan ke kampung halamannya di Sambas,” ujar Kasi Humas Polres Pelalawan, Iptu Thomas Siahaan.

Tim dari BBKSDA Riau yang turun ke lokasi menemukan jejak harimau. Mereka memperkirakan ada dua  satwa buas yang berkeliaran di sekitar areal tersebut. Langkah mitigasi pun segera dilakukan, termasuk pemasangan camera trap dan perangkap jika harimau masih terdeteksi berada di lokasi.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Ujang Holisudin memperkirakan, kedatangan harimau ke area tersebut lantaran persediaan makanan di hutan sudah berkurang. Ia mengimbau  masyarakat agar tidak memburu satwa mangsa harimau seperti rusa dan babi hutan, guna mencegah konflik lanjutan.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa manusia dan satwa liar masih saling bersinggungan di wilayah-wilayah rawan. Sepanjang tahun ini, tercatat sudah tujuh kejadian konflik manusia dan harimau di Riau. Dua di antaranya berakhir dengan meninggal.

“Kesedihan ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk tetap waspada saat beraktivitas di wilayah rawan, terutama di malam hari,” pungkas Ujang. (Hasanuddin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button