QHSSESustainability

Menaker: Setiap Perusahaan Harus Mengembangkan Tiga Budaya K3

Budaya menyalahkan pekerja, pelaporan insiden, dan perbaikan sistem kerja yang terus-menerus.

BATANG, Improvement – Menteri Ketenagakerjaan Prof Yasserli, PhD menyinggung soal kebiasaan pemimpin yang acap menyalahkan pekerja, apabila terjadi suatu kesalahan  dalam melalukan pekerjaan.

Kebiasaan itu dinilainya sering terjadi sehingga terkategori budaya tidak baik. Apalagi terkait konteks implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

Karena itu, saat memberikan sambutannya dalam acara Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 yang berlangsung di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Selasa (14/1/2025), Menteri Yassierli mengatakan bahwa setiap institusi atau perusahaan harus mengembangkan tiga budaya K3.

“Terdapat tiga budaya K3 yang harus dikembangkan oleh setiap institusi/perusahaan: budaya pemimpin yang tidak mudah menyalahkan pekerja (just culture), budaya pelaporan insiden K3 (reporting culture), dan budaya perbaikan sistem kerja secara terus-menerus (learning & improving culture),” kata Menteri Yassierli.

Dikatakan, hasil pembentukan budaya K3 tergambar dari munculnya kepedulian pekerja terhadap K3, partisipasi aktif pekerja, dan semakin andalnya sistem produksi (resilience).

Setiap institusi/perusahaan harus membangun journey untuk meningkatkan maturitas budaya K3.

Pembangunan budaya K3 membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak. “Saya mengajak para pemimpin industri untuk menjadi teladan dalam penerapan K3. Berikan perhatian yang serius pada keselamatan dan kesehatan para pekerja. Gunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan mereka dalam merancang program K3 yang sesuai dengan kebutuhan lapangan. Jadikan mereka mitra sejajar dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat,” katanya.

Pakar ergonomi ini  juga mengajak pemerintah daerah untuk aktif mendukung pengembangan budaya K3 di wilayah masing-masing, melalui penguatan inspeksi dan advokasi secara langsung ke industri.

Setiap daerah memiliki pengawas ketenagakerjaan yang perlu ditingkatkan kompetensinya dan diberdayakan.

Prof Yassierli menyadaribahwa budaya K3 tidak bisa dibangun dalam semalam. Budaya K3 adalah proses panjang yang membutuhkan perubahan pola pikir, penguatan kapasitas, dan pembentukan sistem yang berkelanjutan.

“Oleh karena itu, mari kita jadikan Bulan K3 Nasional ini sebagai momentum untuk merefleksikan upaya kita selama ini dan menyusun langkah-langkah strategis ke depan,” pungkasnya. (Hasanuddin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button