Info ProdukInfrastructureSustainability

Lewat 3 Produknya, Uzin Turut Melestarikan Patung Dirgantara

Ketiganya berfungsi melindungi struktur pedestal Patung Dirgantara dari keretakan, kelembapan, sinar UV, polusi udara, dan sebagainya.

JAKARTA, Improvement – PT Uzin Utz Indonesia kian mengukuhkan diri sebagai produsen mortar yang mengkhususkan diri pada bangunan cagar budaya.

Setelah aneka produknya digunakan di lebih 20 bangunan cagar budaya di Indonesia, Uzin kini dipercaya dalam upaya pelestarian Patung Dirgantara di Jakarta.

Direktur PT Uzin Utz Indonesia Sugiarto Goenawan mengatakan, ada tiga produk Uzin yang saat ini digunakan dalam upaya konservasi pedestal atau tiang penyangga Patung Dirgantara. Yaitu SC 400, SC 14, dan SC 15.

“SC 400 digunakan untuk struktur beton yang retak,” katanya saat dihubungi Improvement, Senin (18/8/2025).

SC 400 merupakan bahan berkualitas tinggi dengan berbagai kelebihan. Antara lain memiliki daya rekat luar biasa pada beton tua. Lalu, tahan terhadap getaran dan cuaca ekstrem.

Produk ini juga cepat kering dan minim penyusutan. “Dengan berbagai kelebihan itu, SC 400 memberikan hasil yang kokoh, presisi, dan tahan lama. Sehingga bangunan cagar budaya bisa awet dan lestari,” kata Sugiarto.

Setelah memperbaiki bagian struktur beton yang retak dengan SC 400, Uzin kemudian memberikan lapisan pelindung pada struktur pedestal Patung Dirgantara dengan SC 14.

SC14 Uzin digunakan sebagai dasar lapisan pelindung dengan kelebihan meresap ke pori-pori beton, mengikat debu mikro, dan menciptakan lapisan dasar kuat untuk tahap akhir.

Selanjutnya, struktur beton yang telah diberi SC 400 dan SC 14, diberi lapisan pelindung lagi dengan SC 15.

“SC15 Uzin diaplikasikan sebagai lapisan pelindung terakhir yang memberikan perlindungan maksimal terhadap kelembaban, sinar UV, dan polusi udara. Hasil akhirnya tahan lama, water-repellent, namun tetap breathable sesuai dengan konservasi struktur Cagar Budaya,” Sugiarto menjelaskan.

Konservasi Patung Dirgantara

Sebagaimana diwartakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan konservasi Patung Dirgantara. Konservasi difokuskan pada bagian pedestal atau tiang penyangga Patung.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, konservasi dilakukan mengingat kondisi pedestal Patung Dirgantara sudah kurang baik.

 

“Bagian cat banyak terkelupas dan berlumut. Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi merusak struktur pedestal Patung Dirgantara,” kata Miftah sebagaimana dilansir dari laman Antara, Sabtu (16/8/2025).

Perawatan yang dilakukan meliputi perapian dan pelapisan bagian tiang patung agar tampilannya lebih menarik dan terawat.

“Langkah pertama, cat lama dikerok. Selanjutnya, akan dilakukan ‘coating’ dan pengecatan khusus untuk bangunan cagar budaya,” kata Miftah.

Pengerjaan konservasi dimulai sejak 11 Agustus 2025 dan diperkirakan selama 60 hari kalender. Konservasi merupakan pemeliharaan dan pelindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan, pengawetan dan pelestarian.

Pengujian Struktur Beton dan Material Logam

Terpisah, Kepala UP Pusat Konservasi Cagar Budaya (PKCB) DKI Jakarta Norviadi Setio Husodo mengatakan, konservasi dilakukan untuk memperbaiki pedestal dari kerusakan akibat faktor lingkungan, polusi, dan waktu.

“Dengan demikian, kegiatan konservasi ini dapat melindungi dan melestarikan Patung Dirgantara untuk generasi yang akan datang,” kata Norvie.

Dikatakan, selain perawatan pedestal, pihaknya juga akan melakukan pengujian struktur  beton dan material logam.

“Pengujian struktur pedestal dan material patung yang terbuat dari logam dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting serta potensi kerusakan atau degradasi yang terjadi,” kata Norviadi yang dihubungi Improvement, Minggu (17/8/2025).

Pengujian difokuskan pada bagian angkur. Yaitu elemen pengikat yang digunakan untuk menghubungkan bagian pedestal dan patung yang terbuat dari bahan logam perunggu.

Dikatakan, untuk pengujian ini pihaknya menggandeng para ahli struktur beton dari ITB dan ahlli material logam dari UI.

Dari pengujian ini, sambungnya,  pihaknya berharap akan mengetahui kondisi eksisting bagian angkur. “Mengingat Patung Dirgantara sudah berusia lebih 50 tahun, maka penting kiranya untuk mengetahui kondisi bagian angkur,” katanya.

Cagar Budaya

Patung Dirgantara atau lebih dikenal Patung Pancoran, telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya kategori Struktur, melalui SK Penetapan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 684 tahun 2024.

Sebagai Cagar Budaya dan sesuai UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka Patung Dirgantara merupakan obyek yang wajib dilindungi dan dilestarikan.

Patung Dirgantara merupakan sebuah patung manusia angkasa yang menggambarkan semangat keperkasaan bangsa Indonesia di bidang penerbangan (dirgantara).

Patung perunggu seberat 11 ton  dan tinggi 11 meter ini dibuat dengan posisi menghadap ke utara, mengarah ke Bandara Internasional Kemayoran yang kala itu menjadi pintu gerbang menuju Indonesia.

Ide pembuatan patung berasal dari Ir Soekarno, Presiden pertama RI, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang perkasa di bidang dirgantara.

Untuk merealisasikan ide ini, Soekarno meminta Edhi Sunarso untuk membuatnya. Edhi Sunarso merancang dan membuat patung Dirgantara selama 2 tahun, 1964-1965. Proses pengecoran patung dilakukan oleh Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.

Patung ditempatkan pada sebuah struktur beton yang menjulang ke angkasa setinggi 27 meter. Struktur penyangga patung dibuat melengkung ke arah utara.

Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta Selatan, di awal tahun 1970-an.

Akhir tahun 1966, Patung Dirgantara berdiri dengan gagahnya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan dan masih berdiri kokoh hingga sekarang ini, 59 tahun kemudian.

Patung Dirgantara menjadi salah satu ikon sekaligus landmark kota Jakarta yang tidak akan ditemukan dimanapun. (Hasanuddin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button