Transportation

KNKT Keluarkan 5 Rekomendasi Keselamatan Angkutan Mudik

Penyebab kecelakaan angkutan orang nyaris selalu sama: rem blong, mengantuk, dan kelelahan.

JAKARTA, Improvement – Musim mudik Lebaran 2025 tinggal berbilang hari. Jalanan akan kembali disesaki kendaraan para pemudik.

Irama kemacetan berkilo-kilometer akan kembali bersenandung menyemarakkan aktivitas pulang ke kampung halaman.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, musim musik Lebaran 2025 diperkirakan akan terdapat 146,48 juta pemudik. Bisa dibayangkan betapa riuhnya jalanan, kereta api, pesawat terbang, kapal-kapal laut. Semuanya penuh sesak.

Dari total pemudik itu, sekitar 48,6 persen akan menggunakan moda angkutan jalan. Rinciannya, 23 persen atau 33,69 juta orang akan menggunakan mobil pribadi, 16,9 persen atau 24,76 juta orang akan menggunakan bus.

Lalu, sebesar 8,7 persen atau 12,74 juta orang akan menggunakan motor. Sementara 51,4 persen pemudik akan menggunakan moda lain (pesawat udara, kapal laut dan kereta api).

Guna menekan kemacetan lalu lintas sekaligus menjamin keselamatan, Kemenhub kembali mengakan program mudik gratis. Program-program serupa juga dilakukan banyak instansi lain, baik pemerintah maupun swasta.

Rekomendasi Keselamatan

Terkait hal itu, Komisi Nasional Keselamatan Konstruksi (KNKT) mengeluarkan rekomendasi keselamatan mudik gratis.

Melalui suratnya bernomor IK.302/1/8/KNKT/2025, KNKT menyatakan bahwa rekomendasi ini dikeluarkan berdasarkan temuan faktual investigasi kecelakaan transportasi darat.

Hasil evaluasi dari beberapa kecelakaan tersebut, KNKT melihat bahwa perlu untuk memberikan beberapa rekomendasi agar kecelakaan dengan penyebab yang sama dapat dihindarkan.

Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Agar dilakukan rampcheck baik pada bus regular, bus pariwisata maupun bus mudik gratis. Hal ini untuk menjamin bahwa bus-bus tersebut dalam kondisi laik untuk digunakan.

2. Agar bus dan truk dapat dilakukan perawatan besar khusus untuk sistem remnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kegagalan pengereman atau rem blong. Dimana rem blong berdasarkan data investigasi yang ada di KNKT sebagian besar adalah merupakan kegagalan mekanik akibat tidak dilakukan perawatan dengan baik.

3. Agar dapat dilakukan pengawasan dan pembatasan pada jam kerja dan istirahat pengemudi. Hal ini untuk menjamin para pengemudi tidak mengalami mengantuk.

4. Agar melakukan pengawasan terhadap kondisi kesehatan para awak pengemudi bus. Berdasarkan hasil sampel penelitian sebagian besar mereka memiliki masalah penyakit yang berkaitan dengan metabolik. Misalnya kolesterol, darah tinggi, diabetes, dan sebagainya. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengemudi dan dapat membahayakan keselamatan.

5. Agar memberikan sosialisasi kepada para pengemudi angkutan penumpang, kendaraan pribadi maupun roda dua untuk melakukan istirahat ketika mengalami kelelahan. “Berdasarkan evaluasi kami sebagian besar kecelakaan pada saat mudik lebaran disebabkan oleh fatigue atau kelelahan. Untuk ini penyediaan kantong-kantong rest area sangat diperlukan,” demikian KNKT. (*/Hasanuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button