
Hingga Mei, Kebakaran di Jakarta 327 Kasus dengan Kerugian Rp160 Miliar
Per 1 Januari - 1 Mei 2025, Jakarta dilanda 327 kebakaran dengan kerugian Rp160 miliar.
JAKARTA, Improvement – Peristiwa kebakaran seakan sudah menjadi menu harian warga kota Jakarta. Hampir setiap hari, ada saja kejadian kebakaran.
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, per 1 Januari – 1 Mei 2025, terdata 327 kejadian kebakaran. Atau 2,75 kebakaran setiap harinya.
Peristiwa itu mengakibatkan 11 orang meninggal, 38 luka, dan memaksa 3.713 jiwa mengungsi ke tempat lebih aman. Total kerugian mencapai Rp160 miliar.
Dalam hal jumlah kejadian dan kerugian, meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pada 1 Januari – 1 Mei 2024, terdata 293 kejadian dengan total kerugian Rp86,6 miliar.

“Berdasarkan obyek, kebakaran di Jakarta masih didominasi bangunan perumahan yaitu 198 bangunan perumahan. Lalu, 120 bangunan umum dan perdagangan serta 9 bangunan industri,” kata Suheri, Kabid Operasi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta kepada Improvement, Kamis (8/5/2025).
Total luas area terbakar mencapai 55.839 m2, lebih tinggi dibanding periode sama di 2024 yang terdata di 31.784 m2.
Menurut Suheri, berdasarkan kewilayahan, Jakarta Barat masih menjadi kawasan yang sering terjadi kebakaran dengan 102 kejadian. Disusul Jakarta Timur (75), Jakarta Selatan (63), Jakarta Pusat (46), dan Jakarta Utara (41).
Korsleting Listrik
Soal pemicu, Suheri mengatakan bahwa korsleting listrik masih menjadi penyebab utama kebakaran di kota Jakarta. Dari 327 kejadian, kebakaran yang disebabkan korsleting listrik terdata di angka 196 kasus atau 59,9%.
Lalu, ledakan tabung gas sebanyak 69 kasus (21,1%), rokok 9 kasus (2,8%), membakar sampah 6 kasus (1,8%), dan sebab lainnya 47 kasus (14,4%).
Sementara dari sisi waktu kejadian, siang hari merupakan waktu sering terjadinya kebakaran di kota Jakarta, yang mencapai 101 kejadian atau 30,9%. Disusul malam hari 83 kejadian (25,4%), pagi 77 kejadian (23,5%), dan dinihari 66 kejadian (20,2%).
Ditanya soal repons petugas dalam menanggapi laporan kebakaran di Jakarta, Suheri mengatakan, antara 7,8 – 9,5 menit. “Quick response time berkisar antara 7,8 – 9,5 menit,” katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar selalu mewaspadai terjadinya kebakaran. Terutama soal penggunaan peralatan kelistrikan.
“Periksa secara rutin kondisi instalasi kelistrikan. Lalu jangan menggunakan beban berlebih pada satu terminal, gunakan kabel listrik sesuai standar,” pungkasnya. (Hasanuddin)