JAKARTA, Improvement – Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 disambut aneka peristiwa yang menelan korban jiwa tak sedikit.
Setidaknya 25 orang meregang nyawa, 10 luka, dan 15 lainnya dinyatakan hilang dan masih dilakukan pencarian.
Peristiwa pertama mengalir dari Jakarta. Pusat niaga elektronik terbesar di Jakarta, Glodok Plaza di Jakarta Barat, terbakar hebat pada Rabu (15/1/2025) malam.
Api yang diduga berasal dari bekas diskotek di lantai 7 itu, memanggang setidaknya delapan orang. Enam lainnya hingga kini masih dilakukan pencarian.
Mirisnya, kebakaran di Glodok Plaza terjadi satu hari setelah Menteri Ketenagakerjaan Prof Yassierli, PhD secara resmi membuka Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 di Batang, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2025).
Empat hari kemudian, museum Satria Mandala yang berlokasi di Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, nyaris terbakar.
Sebuah kantin di sana, terbakar pada Minggu (19/1/2025). Sebanyak 14 unit Damkar yang dikerahkan ke lokasi, berhasil meredam amukan Si Jago Merah.
Dua hari kemudian, giliran ratusan unit rumah di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025). Kebakaran tersebut terjadi di kawasan pemukiman padat di Jl Kemayoran Gempol, Kebon Kosong.
Sumber api diduga akibat hubungan pendek arus listrik (korsleting) di bagian plafon salah satu rumah warga.
Pada saat hampir bersamaan, sebuah gadu listrik tegangan tinggi di Gedung Panin Bank, Jl Sudirman, terbakar. Asap hitam membubung tinggi. Beruntung kobaran api cepat dipadamkan.
Di hari yang sama, duka mengalir deras dari Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Hujan deras yang turun sejak Senin (20/1/2025) sore memicu terjadinya banjir bandang dan tanah longsor.
Hingga Selasa (21/1/2025) petang, petugas setidaknya sudah menemukan 17 warga sudah menjadi mayat tertimbun tanah longsor.
Petugas juga menerima laporan dari warga, sembilan orang lainnya hilang. Sementara 10 warga lainnya mengalami luka.
Bulan Januari 2025 baru dua tiga per empat berjalan. Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 baru sepekan berlangsung. Duka dan nestapa anak negeri sudah mengalir deras. (Hasanuddin)
