FIRE SAFETYSustainability

Adrianus Pangaribuan: Damkar Berhak Minta FEERA kepada Pemilik Fasilitas

Keterbukaan dalam objek kebakaran bisa menyelamatkan petugas pemadam kebakaran, para warga, dan aneka fasilitas lainnya.

JAKARTA, Improvement – Kasus ledakan dan kebakaran yang terjadi di pelabuhan Tianjin, China pada 2015 silam, menjadi catatan terburuk dalam dunia pemadam kebakaran.

Kala itu, tim pemadam kebakaran (Damkar) setempat mengirimkan 43 petugasnya ke lokasi begitu menerima laporan. Di lokasi, mereka berupaya memadamkan api dengan langsung menyemprotkan air.

Tak lama kemudian, terjadi ledakan yang luar biasa besar. Menghancurkan aneka fasilitas dalam radius 2 km, meninggalkan lubang besar di pusat ledakan, menewaskan ratusan orang dan ratusan lainnya terluka.

Dan, 43 petugas Damkar yang berniat memadamkan api, juga tak pernah kembali ke keluarga masing-masing.

“Kenapa itu bisa terjadi? Tim Damkar setempat diduga kuat tidak memiliki data akurat tentang apa yang terbakar. Mereka hanya tahu bahwa kebakaran berasal dari salah satu gudang di pelabuhan Tianjin. Material air yang mereka semprotkan, langsung bereaksi dengan bahan kimia dan terjadi ledakan yang luar biasa besar,” kata Adrianus Pangaribuan kepada Improvement.

Pakar forensik api ini menekankan pentingnya data Fire & Explosion Engineering Risk Assessment (FEERA) dan aspek keterbukaan data kepada Damkar.

ADRIANUS PANGARIBUAN

Damkar berhak untuk meminta data apa yang ada didalam suatu fasilitas yang sedang terbakar. Sebaliknya,  pemilik fasilitas  berkewajiban untuk memberikan data apa yang dalam fasilitas mereka, bagaimana cara penyimpanan, bagaimana konfigurasi penyimpanan dan penggunaan.

“Kalau perlu dibuatkan perjanjian kerahasiaan anatara pemilik fasilitas dan Damkar  jika memang fasilitas bersifat rahasia baik material dan proses kerjanya. Tujuan akhirnya adalah untuk keselamatan semua pihak, baik pemilik fasilitas maupun tim Damkar.  Pada akhirnya,  Damkar tahu persis musuh apa yang akan dihadapi dan tahu persis media apa yang harus dibawa dan digunakan pada saat menggempur api,” kata Adrianus.

FEERA

Dikatakan, kebakaran adalah suatu proses. Jika sudah ada kobaran api, maka proses perusakan sudah terjadi.

Yang perlu dilakukan adalah mencegah terjadinya api dan mengetahui apa yang akan terjadi jika api terus melakukan perambatan dan penyebaran (propagation and spreading).

Pusat ledakan di Pelabuhan Tianjin, China pada 2015 dan kondisi di sekelilingnya.

‘Untuk itu perlu diidentifikasi peruntukan suatu fasilitas, apakah untuk bangunan industri  dengan semua proses di dalamnya  atau bangunan komersial,” ujarnya.

FEERA adalah sebuah alat yang menilai bagaimana suatu fasilitas terhadap potensi kebakaran dan ledakan. Baik   dari sisi bahan bakar yang tersedia (padat, cair dan gas) di dalam fasilitas tersebut, bahan baku (raw material)  ataupun hasil produk (process). Juga termasuk dan produk sampingan (by product) dan mengenali pemicunya.

Radius ledakan di Pelabuhan Tianjin,China pada 2015 lalu.

“Penilaian terhadap potensi terjadinya kebakaran dan ledakan tidak cukup hanya melakukan checklist. Harus dilandasi juga dengan pengetahuan engineering yang cukup, karena pada dasarnya kebakaran dan ledakan adalah peristiwa engineering,” Adrianus menegaskan.

Dengan melakukan FEERA, sambungnya, bisa diprediksi dimana akan terjadi peristiwa kebakaran dan apa pemicunya. Tentu saja yang lebih mengetahui adalah pemilik fasilitas melalui tim  engineering-nya.

Maka pemilik fasilitas perlu melakukan penilaian terhadap fasilitasnya sendiri. Apa bahan bakarnya, apa pemicunya dan bagaimana menghindarinya, bagaimana  mengatasinya dalam worst scenario yang terjadi.

Pada akhirnya, jika terjadi hal terburuk, sudah pasti akan melibatkan otoritas terkait yaitu Damkar.

Sudah saatnya Damkar meminta dan wajib untuk meminta setiap pemilik fasilitas melaporkan apa yang ada di fasilitas mereka dan bagaimana potensinya.

“Sehingga jika terjadi sesuatu maka tim Damkar   sudah mengetahui apa potensi yang akan terjadi pada fasilitas tersebut dan bagaimana potensinya,” pungkas Adrianus Pangaribuan. (Hasanuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button