
Ditemani Anjing Putih Misterius di Hutan NTT (3)
Seekor anjing putih tiba-tiba saja muncul di kegelapan hutan. Lalu menemani perjalanan Dody bersepeda, dan menghilang begitu memasuki kota Ende.
JAKARTA, Improvement – Selama perjalanan selama 20 hari bersepeda, banyak hal menarik perhatian. Baik yang bisa dicerna akal sehat maupun di luar nalar.
Dari sejumlah video singkat perjalanannya, Dody seakan sedang tidak bepergian jauh dan untuk jangka waktu 20 hari. Di sepedanya, tak ada tas besar, ransel atau malah tas koper yang berisi aneka kebutuhan, sebagaimana orang akan bepergian jauh dalam waktu lama.
“Pakaian hanya bawa 3 set. Dua set kostum sepeda dan satu set untuk tidur. Setiap sampai penginapan, langsung saya cuci,” katanya sembari terbahak.
Ada pertimbangan tersendiri mengapa ia membawa barang sesimpel itu. Pertimbangan utamanya adalah kelancaran dan keselamatan selama bersepeda.
Beban berat, katanya, akan menjadi kendala besar selama melakukan perjalanan. Selain itu juga berpotensi bahaya, sebab sepeda akan menjadi tidak seimbang baik ketika kondisi jalan menanjak maupun menurun, apabila membawa beban berat.
Selama perjalanan, Dody juga memilih untuk tidak mendapatkan pengawalan. Alasan utamanya adalah penghematan.
Uang donasi yang masuk, lebih ia gunakan untuk memperbaiki sekolah di Desa Wowong, Lembata. Berbekal pengalaman melakukan pengawalan terhadap aksi kemanusiaan Devi, ia kemudian memutuskan untuk bersepeda sejauh 2.500 km seorang diri.
Melintasi Hutan di Kegelapan Malam
Bersepeda seorang diri untuk perjalanan jauh, tentu memiliki risiko tersendiri. Ia, misalnya, harus melintasi hutan di kegelapan malam.
Ia bahkan nekat tetap mengayuhkan sepedanya meski penduduk setempat melarangnya lantaran kabarnya banyak begal.
Toh dibanding kisah duka, ia malah berkisah bahwa selama perjalanan, banyak keberuntungan didapat. Tak disangka tak dinyana, ia mendapat tawaran menginap di hotel lumayan mewah dari seorang rekannya. Bukan sekali, tapi dua kali.
Ketika naik kapal fery menyeberangi pulau, ia juga mendapat tempat kosong. Padahal, kapal itu penuh.
“Saya lihat ada tempat kosong, tapi ada kardus dan di sampingnya ada seorang bapak. Saya sempat berkeliling kapal mencari tempat kosong, tapi tak ada tempat. Akhirnya saya tanya bapak tadi, ini kardus milik bapak dan dijawab bukan. Dan tempat itu memang kosong. Saya pun bisa rebahan, melepas lelah,” katanya sambil tertawa.
Begitu pula dalam perjalanan naik kapal fery dari Pelabuhan Sape ke Pelabuhan Labuan Bajo. Perjalanan laut paling lama, sekitar 10 jam.
Kapal penuh. Nyaris tak ada tempat untuk rebahan. Ia sempat istirahat di lantai kapal, sebagaimana belasan penumpang lain yang banyak tertidur di lantai kapal.
Penasaran, ia bolak-balik. Ternyata ada satu tempat kosong, yang tak bertuan. Dody pun bisa istirahat hingga kapal sandar di Pelabuhan Labuan Bajo pada sore hari.
Keberuntungan tak berhenti di situ. Ketika melintasi sebuah jalanan di NTT, rute Bajawa-Ende, ia berhenti dan bertanya kepada penduduk ihwal nama hotel yang didapat di sebuah aplikasi. Tapi warga yang ia tanya, menggelengkan kepala.
Dody pun melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah kios penjualan tiket kapal fery. Di sana ia bertanya kepada lelaki berumur yang kebetulan pemilik kios. Ia mengaku bahwa dirinya tahu lokasi hotel tersebut.
Tanpa pikir panjang, lelaki tua itu langsung menutup kiosnya. “Loh kiosnya kok ditutup, Pak?” tanya Dody keheranan. Tanpa banyak bicara, pria tua itu mengeluarkan sepeda motornya, lalu memandu Dody ke hotel dimaksud. Jaraknya terbilang jauh. Tapi pria tua itu antusias mengantarkan Dody.
Dari luar, tak ada menyangka bahwa bangunan yang disambangi pria tua itu adalah sebuah penginapan. Ternyata, pemilik penginapan tersebut adalah teman pria tua itu, dan hanya dia yang tahu lokasinya.
Anjing Putih Misterius
Keberuntungan lainnya adalah selama 20 hari perjalanan, ia hanya tiga hari terhambat hujan. Itu pun tak lama. Padahal saat itu di banyak tempat di Indonesia, hujan terus turun.
Di Jakarta sendiri, hujan turun hampir setiap hari. Begitu pula dengan kondisi fisik sepedanya. Salah satu ban nya mengalami kebocoran di hari ke-18, persisnya ketika Dody sudah memasuki kota Maumere.
Toh, di luar keberuntungan, terselip juga kisah ‘anjing putih.’ Dalam perjalanan dari Bajawa ke Ende dan setelah menempuh perjalanan yang berat sepanjang 127 km, ia kemalaman di sebuah hutan. Lampu penerangan jalan minim. Saat itulah, ada seekor anjing putih yang terus menemani perjalanannya.
Dody mengaku tidak tahu anjing itu dari mana datangnya, mengingat tak ada pemukiman penduduk. Anjing putih itu tiba-tiba saja muncul, menemaninya bersepeda, lalu menghilang.
Begitu belokan, anjing putih tersebut tiba-tiba muncul lagi dan kembali menemani perjalanannya melintasi hutan demi hutan. Begitu mau memasuki Ende, anjng putih itu hilang dan tak pernah terlihat lagi. (bersambung/Hasanuddin)