IndividualProfileSustainability

Bersepeda 2.500 Km di Usia 57, Dody Johanjaya: Usia Hanyalah Angka (1)

Ia bersepeda seorang diri sejauh 2.500 km di usia 57 dengan rute Jakarta-Nusa Tenggara Timur.

JAKARTA, Improvement – Apa yang akan dilakukan di usia 57 tahun? Di usia itu, mungkin banyak dari kita yang tengah menghabiskan waktu dengan bersantai.

Mengurus tanaman, kebun, cucu, atau aneka kegiatan santai lainnya, terutama ketika sudah memasuki masa pensiun. Bahkan tak sedikit juga dari kita yang sedang berjuang melawan aneka penyakit seiring terus merambatnya usia.

Tetapi tidak bagi Dody Johanjaya. Di usianya yang 57 tahun, ia justru bersepeda sejauh 2.500 kilometer, dari kota Jakarta ke Desa Wowong di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Sendirian! Ya, sendirian.

“Usia hanya lah angka,” kata Dody saat ditemui Improvement di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Pria asal ‘Kota Udang’ Cirebon ini enggan berlarut soal usia. Baginya, tetap beraktivitas di usianya saat ini, adalah poin penting ketimbang memikirkan dan terpaku pada usia.

Kita, katanya, seringkali memikirkan usia. Pikiran itu justru akan membelenggu diri sendiri. Sebab, hidup kemudian menjadi lebih banyak kekhawatiran, kecemasan, kegelisahan. Dan, itu asal muasal munculnya aneka gangguan kesehatan pada tubuh seseorang.

Hidup bagi Arkeolog jebolan Universitas Indonesia (UI) ini bukan sesuatu yang harus terlalu dipikirkan. Hidup adalah sesuatu yang harus dijalani setiap hari, setiap saat, dengan melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat lainnya. Baik bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Salah satunya adalah dengan bersepeda.

Ride for Lembata

Dengan bersepeda, Dody terus menjaga kebugaran tubuh. Dengan mengayuh kereta angin pula, ia mengukir prestasi di usianya yang tak lagi muda.

Pada 20 Juni 2025 silam, di usianya yang 57 tahun, Dody tiba di Desa Wowong, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah mengayuh sepeda selama 20 hari. Jarak yang ia tempuh, lebih dari 2.500 km, dari Jakarta ke Desa Wowong. Ya, 2.500 kilometer.

Tak ada keriuhan. Apalagi seremonial gunting pita plus gemuruh tepuk tangan yang menyertainya, ketika ia mulai mengayuh sepeda dari kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (31/5/2025) subuh. Hanya beberapa rekan saja yang tampak hadir melepas kepergiannya.

Subuh itu, ia memulai perjalanan mulianya; memperbaiki sekolah madrasah di Desa Wowong. Ia menggalang dana untuk perbaikan sekolah dengan caranya sendiri; bersepeda sejauh 2.500 km, seorang diri.

Ride for Lembata: Solidaritas untuk membantu pendidikan anak-anak di Lembata.’ Begitu tema yang diusungnya bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam melakukan aksi kemanusiaan lewat bersepeda sejauh 2.500 km.

Untuk menempuh jarak sejauh itu, ia menargetkan perjalanan selama 20 hari. Rute yang akan dilaluinya; Jakarta-Banyuwangi-Bali-Labuan Bajo-Lembata. Lembata adalah nama sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, persisnya di sebelah Tmur Pulau Flores. Posisinya lebih dekat dengan Timor Leste. (bersambung/Hasanuddin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button