
Inovasi Baru: Cat yang Bisa Memadamkan Api dengan Sendirinya
Cat ini mampu memadamkan kobaran api dengan sendirinya ketika terjadi kebakaran.
JAKARTA, Improvement – Kasus kebakaran seakan sudah menjadi menu harian bagi masyarakat di Indonesia. Terjadi hampir setiap jam dengan kerugian mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahunnya.
Data Kementerian Dalam Negeri, pada 2021 saja total kasus kebakaran yang terjadi di Indonesia terdata di angka 11.768 kejadian. Atau 32,4 kebakaran dalam satu hari alias 1,34 kebakaran dalam setiap satu jam.
Total jumlah korban meninggal terdata sebanyak 424 orang atau rata-rata 1,27 orang meninggal setiap harinya. Korban luka bakar terdata di angka 456 orang dan korban yang selamat tercatat sebanyak 25.198 orang.
Sementara kerugian yang dialami dari seluruh kebakaran tersebut terdata sebesar Rp29,38 triliun dan jumlah aset yang berhasil diselamatkan sebesar Rp15 triliun.
Pada 2023, angka kejadiannya meningkat menjadi 13.485 kebakaran atau 1,5 kebakaran setiap satu jam. Penyebabnya, meliputi 47 persen karena kelalaian manusia; 15 persen arus pendek listrik; dan 5 persen karena kompor/tabung gas.
Angka ini berdasarkan laporan kejadian kebakaran yang berasal dari 270 dari 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia yang diterima Kemdagri. Baru separuhnya.
Didominasi Bangunan Perumahan
Sementara di kota Jakarta, frekuensi kebakaran terjadi 2,75 setiap harinya. Angka ini berasal dari data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta.
Pada periode 1 Januari – 1 Mei 2025, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mendata 327 kejadian. Peristiwa itu mengakibatkan 11 orang meninggal, 38 luka, dan memaksa 3.713 jiwa mengungsi ke tempat lebih aman. Total kerugian mencapai Rp160 miliar.
Dalam hal jumlah kejadian dan kerugian, meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pada 1 Januari – 1 Mei 2024, terdata 293 kejadian dengan total kerugian Rp86,6 miliar.
“Berdasarkan obyek, kebakaran di Jakarta masih didominasi bangunan perumahan yaitu 198 bangunan perumahan. Lalu, 120 bangunan umum dan perdagangan serta 9 bangunan industri,” kata Suheri, Kabid Operasi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta kepada Improvement, Kamis (8/5/2025).
Total luas area terbakar mencapai 55.839 m2, lebih tinggi dibanding periode sama di 2024 yang terdata di 31.784 m2.
Menurut Suheri, berdasarkan kewilayahan, Jakarta Barat masih menjadi kawasan yang sering terjadi kebakaran dengan 102 kejadian. Disusul Jakarta Timur (75), Jakarta Selatan (63), Jakarta Pusat (46), dan Jakarta Utara (41).
Inovasi Baru
Dampak kebakaran sungguh luar biasa. Tidak saja membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan membuat ratusan keluarga diselimuti duka mendalam, tetapi juga menimbulkan kerugian fantastis. Pada 2021 saja kerugian akibat kebakaran secara nasional mencapai Rp29,38 triliun.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam upaya menekan kejadian kebakaran di Indonesia. Pihak-pihak terkait tak henti-hentinya mengedukasi masyarakat agar mencegah terjadinya kebakaran.
Di sisi lain, kalangan industri juga terus berinovasi melahirkan produk yang bisa meredam kebakaran.
Salah satunya dilakukan oleh PT Uzin Utz Indonesia. Produsen mortar dan cat ini baru saja merilis produk anyarnya, SC 35 dan SC 36.
SC 35 dan SC 36 merupakan produk cat dan pelapis (coating), yang mampu mengeliminasi kobaran api. “Cat ini mampu memadamkan api dengan sendirinya ketika terjadi kebakaran,” kata Sugiarto Goenawan, Direktur PT Uzin Utz Indonesia kepada Improvement, Minggu (17/5/2025).
Cara kerjanya, cat akan mengembang dengan sendirinya ketika suhu mencapai 250 derajat Celcius. “Ketika terjadi kebakaran, suhu akan meningkat drastis. Ketika mencapai 250 derajat Celcius, cat ini akan mengembang 50-100 kali lipat. Saat itulah, SC 35 akan mengluarkan gas CO2 yang berfungsi menghambat perambatan dan pembesaran api,” kata Sugiarto.
Sedangkan SC 36, akan melapisi berbagai material terutama kayu dan besi dari kobaran api.
Sebagaimana diketahui, ketika terjadi kebakaran, suhu akan meningkat drastis. Kondisi suhu tergantung jenis bahan bakar dan kondisi lingkungan. Untuk material kayu, misalnya, suhu kebakaran bisa mencapai 1.100 derajat Celcius. Sedangkan material gas atau bahan kimia seperti asetilena dan oksigen, lebih tinggi lagi, 3.400 derajat Celcius.
Harga Terjangkau
Sugiarto merasa prihatin dengan kebakaran yang banyak melanda kawasan pemukiman di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. “Berapa banyak orang yang meninggal karena kebakaran, berapa ribu orang kehilangan tempat tinggal,” katanya.
Api kebakaran juga menghancurkan dan memusnahkan segala harta benda di dalamnya. Semua harta benda yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun, bisa lenyap sekejap karena kebakaran.
Selama ini, katanya, ketika terjadi kebakaran, hal yang dilakukan adalah menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar). Tindakan ini tidaklah salah, namun kurang bijak. “Kita seringkali bereaksi ketika sesuatu yang tidak diharapkan sudah terjadi. Mencegah kebakaran itu lebih baik ketimbang tindakan memadamkan kobaran api,” sambungnya.
Karena itu ia dan timnya, berupaya menghadirkan produk yang bisa mencegah terjadinya kebakaran lebih meluas. Setelah melalui serangkaian uji laboratorium dan pengetesan, perusahaannya memroduksi Cat Intumescent (SC35) dan Fire Proof Coating (SC 36).
Sebagai ahli kimia lulusan Jerman, ia paham betul sifat-sifat zat kimia. Utamanya yang berkaitan dengan api.
Kedua produk ini dihadirkan guna mengatasi berbagai persoalan kebakaran, terutama yang melanda bangunan perumahan atau kawasan pemukiman warga.
“Dengan Cat Intumescent, kami memberikan perlindungan bagi rumah dari bahaya kebakaran,” ujarnya.
Baginya, cat tak sekadar estetika bagi sebuah bangunan. Tetapi juga harus memberikan perlindungan bagi para penghuni di dalam bangunan. Dalam hal ini, perlindungan dari bahaya kebakaran.
Menurutnya, kedua produk ini tidak hanya unggul dari segi fungsi protektif. Tetapi juga dirancang dengan harga yang sangat terjangkau agar bisa digunakan masyarakat luas.
“Selama ini cat anti api dikenal mahal dan eksklusif. Kami membalik logika itu. Kami memberikan perlindungan rumah dari bahaya kebakaran. Cat anti api seharusnya menjadi kebutuhan dasar masyarakat, bukan barang mewah,” tegasnya.
Dengan hadirnya cat intumescent untuk pasar residensial, PT Uzin Utz Indonesia ingin mengubah cara pandang masyarakat. Rumah yang aman dari kebakaran tak hanya bergantung pada sistem alarm kebakaran. Tetapi dimulai dari keputusan sekecil dengan memilih cat yang tepat.
Inovasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkecil risiko dan memperbesar rasa aman di tengah lingkungan yang rawan api. Dalam dunia keselamatan api (fire safety), kedua produk dari Uzin tersebut terkategori sistem proteksi pasif kebakaran. (Hasanuddin)