QHSSE

2024, Pemicu Kebakaran di Jakarta Masih Didominasi Korsleting

Hubungan pendek arus listrik (korsleting) masih menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran di Jakarta. Kerugian akibat kebakaran mencapai Rp426 miliar sepanjang 2024.

JAKARTA, Improvement  – Kebakaran masih menjadi bagian keseharian masyarakat kota Jakarta. Setiap hari, ada saja bangunan yang korban amukan Si Jago Merah.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DK Jakarta, sepanjang 2024 terjadi 787 kebakaran. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2023 yang mencatat di angka 1.258 kejadian.

Pemicu kebakaran di kota Jakarta masih didominasi hubungan pendek arus listrik (korsleting).

“Penyebab utama kejadian kebakaran pemukiman dan perkotaan, 69 persen disebabkan oleh korsleting listrik,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa (31/12/2024).

ILUSTRASI KORSLETING LISTRIK

Ia mengatakan bahwa data terakhir hingga 29 Desember 2024 dari empat kategori kejadian bencana, yaitu tanah longsor, pohon tumbang, kebakaran dan banjir secara keseluruhan berjumlah 1.386. Dari jumlah tersebut, bencana kebakaran mencapai 787 kejadian, tanah longsor 42 kejadian, pohon tumbang 425 kejadian dan banjir sebanyak 132 kejadian.

Menurut dia, kerugian akibat kebakaran mencapai Rp426 miliar, sementara untuk kerugian akibat banjir selama 2024 sebesar Rp5 miliar.

Terkait korsleting yang masih mendominasi pemicu kebakaran, BPBD DKI Jakarta bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), PLN dan institusi lainnya melakukan operasi pemeriksaan instalasi listrik atau bedah listrik bersama.

“Pada tahap awal tim gabungan diturunkan untuk mengecek penggunaan instalasi listrik yang ada di dalam dan luar ruang sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat setempat,” tuturnya.

Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga mengedukasi, sosialisasi dan simulasi mitigasi kebakaran melalui Ruang Literasi Kebencanaan, media sosial dan Sekolah Aman Bencana.

BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk PLN, dalam upaya pencegahan kebakaran akibat kelistrikan dengan beberapa cara.

Pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai risiko kebakaran dan instalasi listrik. “Dan menggandeng PLN serta perusahaan terkait untuk melakukan pergantian instalasi listrik di kawasan padat hunian,” katanya.

Sebelumnya, nada serupa juga diungkap Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono yang menyampaikan bahwa mayoritas kebakaran yang terjadi di Jakarta selama 2024 disebabkan karena korsleting.

Hal itu disampaikan Heru Budi dalam video di acara diskusi bertajuk “Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta” yang digelar Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta di Pressroom Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).

“Dinas penanggulangan kebakaran dan penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi Jakarta mencatat sepanjang Januari hingga Agustus 2024 terdapat 61,12 persen kejadian kebakaran yang disebabkan oleh korsleting,” kata Heru dalam video yang diputar saat acara.

Sebagai langkah antisipasi, kata Heru, Pemprov Jakarta bakal memperkuat sosialisasi pencegahan kebakaran ke masyarakat di seluruh wilayah Jakarta. Meski begitu, Heru tetap mengimbau masyarakat agar semakin waspada terhadap potensi kebakaran, terutama karena korsleting.

“Saya meminta masyarakat untuk bijaksana dalam memakai listrik dan memastikan penggunaan peralatan listrik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Rutin melakukan pemeliharaan dan pembaruan instalasi listrik,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, warga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dari risiko kebakaran. Hal ini diyakini dapat mendukung terwujudnya Jakarta sebagai kota global.

Data Kebakaran

Soal data kebakaran yang diungkap BPBD DK Jakarta, berbeda dengan data yang disajikan Dinas Gulkarmat DK Jakarta. Berdasarkan data Dinas Gulkarmat DK Jakarta sepanjang Januari hingga 23 Desember 2024, kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta tercatat di angka 1.888 kejadian.

Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2023 yang mencatat angka 2.286 kejadian kebakaran.

Berikut data kebakaran berdasarkan data Dinas Gulkarmat DK Jakarta yang dihimpun Improvement :

Tahun 2024 : 1.888 kejadian

Tahun 2023 : 2.286

Tahun 2022 : 1.691

Tahun 2021 : 1.535

Tahun 2020 : 3.156

Tahun 2019 : 2.183

Tahun 2018 : 1.751

Tahun 2017 : 1.471

Tahun 2016 : 1.171

Pada tahun 2023, terdapat beberapa faktor dugaan penyebab terjadinya kebakaran, yakni karena listrik 1.216 kejadian, membakar sampah 337 kejadian, gas, 205 kejadian, rokok 130 kejadian, lilin 1 kejadian, dan lainnya 397 kejadian. (Hasanuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button